Akulturasi
agama dan budaya dalam Wiwit di Sangubanyu, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman
-
Deskripsi :
Pada
awal ingin memetik padi
diadakan wiwit. Wiwit itu sendiri adalah acara memetik padi yang jumlah memetik
padi itu berdasarkan jumlah hitungan jawa setelah memetik padi diadakan makan
bersama, yang makanan itu disediakan oleh yang memiliki sawah bukan makan yang
disediakan dari petaninya pemetik padinya sendiri-sendiri. Yang makanannya
seperti nasi megana. Nasi megana biasanya itu terdiri dari sayuran seperti
sayuran kluwih, kacang panjang, daun mlinjo yang masih muda. Kemudian lauknya
seperti gereh pethek (gereh kecil-kecil) ataupun teri. Lalu seluruh sayuran dan
lauk pauk itu dicampur bersama parutan kelapa muda dan nasi putih. Acaranya itu
dilakukan oleh para ibu-ibu atau bapak-bapak tergantung petani yang mau memetik
saat wiwit tersebut. Wiwit dilaksanakan pada umumnya di sawah karena acaranya
memetik padi dan makan bersama. Situasinya pastilah senang karena wiwit
tersebut diadakan saat musim panen. Wiwit tersebut dilakukan pada saat panen
saja karena untuk bertujuan perwujudan dari rasa syukur telah diberi rejeki
yang melimpah berwujud panen padi dari Allah SWT.
-
Unsur Agama
Walaupun
tidak terlalu terlihat unsur agamanya tetapi unsur agamanya sebenarnya terlihat
dari tujuan diadakannya tradisi wiwit tersebut. Karena tujuannya untuk
mensyukuri rejeki dari Allah yang telah Allah berikan kepada pada petani dan
kepada si pemilik sawah.
-
Unsur Budaya
Unsur
budayanya adalah dari tradisi memetik padinya dan makan bersama dengan nasi
megana. Karena tradisi itu tidak selalu ada dilapisan masyarakat oleh karena
itu budaya tersebut yang menonjol. Dan dalam tradisi wiwit ada makan bersamanya
disitu unsur kebersamaannya sangat kental budaya semacam itu seharusnya tidak
ditinggalkan karena mampu memperkuat persatuan.
-
Komentar
Tradisinya mampu mempersatukan dari unsur budaya dan
unsur agama menjadi satu kesatuan yang baik. Tradisinya tidaklah melenceng dari
syariat agama karena tujuannya adalah mensyukuri rejeki dari Allah.
Kebersamaannya seperti makan bersama mampu mempererat tali silaturahmi dan
mampu menciptakan suasana kebersamaan sehingga perpecahan bisa saja
terhindarkan. Tradisi semacam wiwit tersebut patut dilestarikan dan jangan
ditinggalkan karena selain mempererat hubungan dengan Allah dan manusia,
tradisi tersebut juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan
para pemetik padi sehingga tidak hanya bermanfaat bagi pemilik sawah namun juga
bermanfaat bagi para pemetik padi tradisi wiwit tersebut.
0 komentar:
Post a Comment