My Moments with Some Educations

Pages

Wednesday, September 16, 2015

Resah di Tengah Hiruk Pikuknya Perkotaan


Macet di hari dan suhu yang lagi panas-panasnya pasti membuat sebagian besar masyarakat menjadi resah dan kesal. Apalagi dibarengi dengan jadwal yang dituntut untuk segera datang tepat pada waktunya. Kondisi jalanan yang macet di setiap harinya sangatlah menguras amarah dan yang jelas sangat membuang-buang waktu. Bagaimana tidak membuang-buang waktu? Yang seharusnya perjalanan di tempuh hanya 1 jam karena kondisi jalan yang macet, bisa ditempuh dalam waktu 2 jam, bahkan lebih. Gedung-gedung yang semakin banyak juga menjadikan jalan raya menjadi semakin padat dan sempit. Macet yang biasa terjadi itu pada jam-jam berangkat sekolah, pulang sekolah, berangkat kerja dan pulang kerja. Terus begitu bahkan macet bisa menjadi tradisi di suatu kota. Bukan hanya di perkotaan saja, namun kemacetan juga sudah mulai merambah ke daerah pedesaan. Hal itu bisa saja terjadi karena dilihat dari faktor semakin padatnya daerah perkotaan dan mau tidak mau  wilayah kota perlahan mengambil lahan di daerah pedesaan yang mulai membuat daerah di pedesaan ramai dan mungkin saja membuatnya menjadi macet seperti halnya di daerah pedesaan.

Pemerintahlah yang seakan menjadi bulan-bulanannya jika dikaitkan dengan kemacetan dengan dalih kalau yang bertanggungjawab tentang masalah kenegaraan itu adalah pemerintah. Sebenarnya macet itu tanggungjawab kita bersama hanya saja pemerintah yang mengusahakannya agar tidak ada kemacetan lagi yang terjadi. Sumber dari kemacetan sebenarnya itu adalah kita sendiri. Beda halnya jika kita tidak terlalu egois dalam berkendara. Maksud saya kenapa kita tidak menggunakan kendaraan umum yang telah disediakan pemerintah kepada kita? Kenapa kita lebih memilih kendaraan pribadi kita? Padahal jika kita bisa menghilangkan ego kita, kita bisa sedikit mengurangi resiko kemacetan di jalan. Bayangkan jika 1 orang hanya menaiki 1 mobil saja padahal mobil sebegitu besarnya. Bukankah hal semacam itu hanya menambah resiko kemacetan saja? Apalagi di zaman sekarang ini mobil bisa didapatkan dari sistem kredit. Membeli mobil sekarang sangatlah mudah. Dan tanpa kita sadari hal semacam itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan. Walaupun itu merupakan penyebab yang kecil, pemerintah seharusnya lebih jeli lagi dalam hal menindak lanjuti hal yang sekecil apapun demi mengantisipasi masalah yang bisa dimungkinkan menjadi besar.

Jika membahas tentang kemacetan itu tidak terlepas dari pemerintahan dan kinerja dari kepolisian. Polisi dan kemacetan itu merupakan dua hal yang sangat berkaitan seakan tak terpisahkan. Dimana ada kemacetan di situlah kinerja polisi dipertanyakan. Polisi lalu lintas dituntut untuk bisa pandai dalam hal menanggulangi kemacetan. Walaupun tidak semua, polisi-polisi nakal banyak yang menyalahi aturan dalam beretika berkendara. Banyak yang menerobos lampu lalu lintas maupun tidak manaati rambu-rambu lalu lintas. Hal semacam itu tidak selayaknya dicontoh oleh kita. Apalagi banyak polisi nakal yang membuka “lapak” sembarangan dan menilang tanpa adanya surat keterangan yang resmi. Dengan cara semacam itu polisi nakal bisa meraup keuntungannya. Bukankah itu sesuatu yang tidak baik jika dilakukan seenaknya dan mementingkan kepentingan pribadi? Lagi-lagi seharusnya pemerintah lebih lebar membuka matanya. Tetapi tidak juga semua polisi berbuat tindakan yang tidak patut dicontoh seperti itu. Masih ada juga yang berbuat sebagaimana mestinya seorang polisi bertugas dalam memenuhi tanggungjawabnya. Ya seperti itulah polisi yang seharusnya.


Polisi dalam hal menanggulangi kemacetan seharusnya bisa tanggap jika melihat kemacetan. Tidak hanya jika diberi komando saja tetapi harus ada inisiatif sendiri. Namun tetap harus ijin dahulu dari pihak yang berwenang dan tidak bertindak seenaknya mengatur lalu lintas. Polisi harusnya siap, sigap di saat jam-jam yang biasanya terjadi kemacetan. Polisi lalu lintas juga harus tegas dalam menindak lanjuti para pengendara yang tidak patuh aturan dan tidak mengenakan pengaman dalam berkendara. Pemerintah haruslah tegas bertindak. Sebuah negara tidak memerlukan polisi lalu lintas yang hanya bekerja seenaknya sendiri namun negara memerlukan polisi lalu lintas yang mampu mengemban amanah dan tanggungjawabnya. Semoga kepolisian lalu lintas semakin baik dari hari ke hari. 
Share:

0 komentar:

Post a Comment

CHOOSE YOUR LANGUAGE

English French German Spain Italian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Followers


Traffic Visitor

Flag Counter