Macet di hari dan suhu yang lagi panas-panasnya pasti
membuat sebagian besar masyarakat menjadi resah dan kesal. Apalagi dibarengi
dengan jadwal yang dituntut untuk segera datang tepat pada waktunya. Kondisi
jalanan yang macet di setiap harinya sangatlah menguras amarah dan yang jelas
sangat membuang-buang waktu. Bagaimana tidak membuang-buang waktu? Yang
seharusnya perjalanan di tempuh hanya 1 jam karena kondisi jalan yang macet,
bisa ditempuh dalam waktu 2 jam, bahkan lebih. Gedung-gedung yang semakin
banyak juga menjadikan jalan raya menjadi semakin padat dan sempit. Macet yang
biasa terjadi itu pada jam-jam berangkat sekolah, pulang sekolah, berangkat
kerja dan pulang kerja. Terus begitu bahkan macet bisa menjadi tradisi di suatu
kota. Bukan hanya di perkotaan saja, namun kemacetan juga sudah mulai merambah
ke daerah pedesaan. Hal itu bisa saja terjadi karena dilihat dari faktor
semakin padatnya daerah perkotaan dan mau tidak mau wilayah kota perlahan mengambil lahan di
daerah pedesaan yang mulai membuat daerah di pedesaan ramai dan mungkin saja
membuatnya menjadi macet seperti halnya di daerah pedesaan.
Pemerintahlah yang seakan menjadi bulan-bulanannya jika dikaitkan
dengan kemacetan dengan dalih kalau yang bertanggungjawab tentang masalah kenegaraan
itu adalah pemerintah. Sebenarnya macet itu tanggungjawab kita bersama hanya
saja pemerintah yang mengusahakannya agar tidak ada kemacetan lagi yang
terjadi. Sumber dari kemacetan sebenarnya itu adalah kita sendiri. Beda halnya
jika kita tidak terlalu egois dalam berkendara. Maksud saya kenapa kita tidak
menggunakan kendaraan umum yang telah disediakan pemerintah kepada kita? Kenapa
kita lebih memilih kendaraan pribadi kita? Padahal jika kita bisa menghilangkan
ego kita, kita bisa sedikit mengurangi resiko kemacetan di jalan. Bayangkan
jika 1 orang hanya menaiki 1 mobil saja padahal mobil sebegitu besarnya.
Bukankah hal semacam itu hanya menambah resiko kemacetan saja? Apalagi di zaman
sekarang ini mobil bisa didapatkan dari sistem kredit. Membeli mobil sekarang
sangatlah mudah. Dan tanpa kita sadari hal semacam itulah yang menjadi salah
satu faktor penyebab kemacetan. Walaupun itu merupakan penyebab yang kecil,
pemerintah seharusnya lebih jeli lagi dalam hal menindak lanjuti hal yang
sekecil apapun demi mengantisipasi masalah yang bisa dimungkinkan menjadi
besar.
Jika membahas tentang kemacetan itu tidak terlepas dari
pemerintahan dan kinerja dari kepolisian. Polisi dan kemacetan itu merupakan
dua hal yang sangat berkaitan seakan tak terpisahkan. Dimana ada kemacetan di situlah kinerja polisi
dipertanyakan. Polisi lalu lintas dituntut untuk bisa pandai dalam hal
menanggulangi kemacetan. Walaupun tidak semua, polisi-polisi nakal banyak yang
menyalahi aturan dalam beretika berkendara. Banyak yang menerobos lampu lalu
lintas maupun tidak manaati rambu-rambu lalu lintas. Hal semacam itu tidak
selayaknya dicontoh oleh kita. Apalagi banyak polisi nakal yang membuka “lapak”
sembarangan dan menilang tanpa adanya surat keterangan yang resmi. Dengan cara
semacam itu polisi nakal bisa meraup keuntungannya. Bukankah itu sesuatu yang
tidak baik jika dilakukan seenaknya dan mementingkan kepentingan pribadi?
Lagi-lagi seharusnya pemerintah lebih lebar membuka matanya. Tetapi tidak juga
semua polisi berbuat tindakan yang tidak patut dicontoh seperti itu. Masih ada
juga yang berbuat sebagaimana mestinya seorang polisi bertugas dalam memenuhi
tanggungjawabnya. Ya seperti itulah polisi yang seharusnya.
Polisi dalam hal menanggulangi kemacetan seharusnya bisa
tanggap jika melihat kemacetan. Tidak hanya jika diberi komando saja tetapi
harus ada inisiatif sendiri. Namun tetap harus ijin dahulu dari pihak yang
berwenang dan tidak bertindak seenaknya mengatur lalu lintas. Polisi harusnya
siap, sigap di saat jam-jam yang biasanya terjadi kemacetan. Polisi lalu lintas
juga harus tegas dalam menindak lanjuti para pengendara yang tidak patuh aturan
dan tidak mengenakan pengaman dalam berkendara. Pemerintah haruslah tegas
bertindak. Sebuah negara tidak memerlukan polisi lalu lintas yang hanya bekerja
seenaknya sendiri namun negara memerlukan polisi lalu lintas yang mampu
mengemban amanah dan tanggungjawabnya. Semoga kepolisian lalu lintas semakin
baik dari hari ke hari.
0 komentar:
Post a Comment